Banyumas.co - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas tetap bersiaga meskipun belum menerima laporan permintaan bantuan air di sejumlah wilayah Banyumas. Namun, mereka sigap akan potensi kekeringan di akhir Juli sampai awal Agustus tahun ini.
Seperti diketahui, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak musim kemarau terjadi pada bulan Juli-Agustus.
Kepala BPBD Kabupaten Banyumas, Budi Nugroho menjelaskan, bahwa hujan yang masih turun secara tidak rutin membuat kebutuhan air bersih di beberapa desa masih bisa dipenuhi.
"Memang saat ini belum ada permintaan dropping air ke kami, kemungkinan masih bisa diatasi pihak desa karena masih ada hujan. Tapi kami tetap siapkan skema antisipasi," ucap Budi, dikutip Jumat, 25 Juli 2025.
Memang secara umum musim kemarau diperkirakan mulai sejak akhir awal juni, tetapi anomali cuaca membuat curah hujan masih terjadi di sejumlah titik wilayah. Hal ini menyebabkan beberapa daerah belum terdampak kemarau secara signifikan.
Namun, BPBD Banyumas tetap mewaspadai potensi kekeringan, terutama di wilayah-wilayah yang memiliki daya resap air rendah. Tahun lalu saja, dari data tercatat, ada 81 desa di 11 hingga 15 kecamatan di Banyumas yang terdampak kekeringan.
"Kalau wilayah-wilayah itu nanti kembali terdampak, maka kemungkinan akan sama dengan tahun lalu. Karena potensi kekeringan tetap ada."
BPBD Banyumas sudah menyiapkan mitigasi dan antisipasi. Mereka juga membuat kanal laporan warga yang butuh bantuan.
"Kalau kita bagi 5.000 liter per tangki, kita bisa hitung berapa banyak distribusi yang telah dilakukan. Kami siapkan skema yang sama jika diperlukan," pungkasnya.*
0 Komentar