Banyumas.co - Otoritas tertinggi Palestina mengecam keras persetujuan Israel untuk pembangunan permukiman Yahudi kontroversial di wilayah Tepi Barat yang diduduki.
Pemerintah Palestina menilai pembangunan permukiman kontroversial, yang disebut sebagai proyek E1 itu, merusak peluang untuk tercapainya solusi dua negara.
"Ini merusak peluang untuk penerapan solusi dua negara, pembentukan negara Palestina di lapangan, dan memecah belah kesatuan geografis dan demografisnya," ucap Kementerian Luar Negeri Otoritas Palestina dalam pernyataannya, seperti dikutip AFP, Kamis, 21 Agustus.
Pembangunan permukiman dalam "proyek E1" itu telah menjadi keinginan Israel sejak lama, di mana Tel Aviv ingin membangun permukiman di lahan seluas kurang dari 12 kilometer persegi, yang dikenal sebagai E1 di Yerusalem bagian timur.
Cita-cita itu terhenti selama bertahun-tahun karena ditentang oleh komunitas internasional, yang menilai proyek tersebut mengancam kelangsungan negara Palestina di masa depan.
Permukiman "proyek E1" itu mencakup pembangunan sebanyak 3.401 unit rumah di area permukiman Ma'ale Adumim, yang ada di Yerusalem Timur, dan pembangunan 3.515 unit rumah lainnya di area sekitarnya.*
0 Komentar