Banyumas.co - Sebagai regulator perusahaan terbuka yang tecatat di bursa, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mampu menunjukkan performanya dengan membukukan kinerja keuangan yang sangat positif sepanjang tahun 2024.
Pada 2024, BEI mencatat sebanyak 41 perusahaan tercatat baru, 144 emisi Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) atau surat utang baru, 15 saham tambahan hasil konversi Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), dan 81 saham merupakan tambahan hasil konversi Waran.
Direktur Utama BEI Iman Rachman menyampaikan, pihaknya berhasil menghimpun dana sebesar Rp193 triliun sepanjang tahun 2024. Adapun rinciannya, dari 41 pencatatan saham baru mencapai Rp14,4 triliun dan Rp143,6 triliun dari EBUS.
Iman juga memaparkan, bahwa BEI menduduki posisi ke-2 di ASEAN untuk total perusahaan tercatat terbanyak. Selain itu, pertumbuhan Bursa milik Indonesia ini juga menempati posisi kedua dengan pertumbuhan tertinggi secara global.
"(BEI) menjadi Bursa dengan pertumbuhan kedua tertinggi, meningkat sebesar 1,38 persen secara global," kata Iman di konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BEI yang dilakukan secara daring, dikutip Banyumas.co pada Rabu 25 Juni 2025.
Berdasarkan data auditan resmi, menampipkan bahwa BEI sukses mencetak pertumbuhan pendapatan sebesar 12,9 persen.
BEI tetap menjaga pertumbuhan beban di angka 10,7 persen. Hasilnya, laba bersih BEI melesat di angka 16,3 persen menjadi Rp673 miliar, naik signifikan dari Rp579 miliar di tahun 2023.
Pencapaian gemilang ini tidak lepas dari kenaikan aktivitas pasar modal yang mencapai rata-rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) di BEI pada tahun 2024 melonjak drastis menjadi Rp12,85 triliun.
Hal itu jauh di atas realisasi tahun 2023 yang sebesar Rp10,75 triliun, oleh sebabnya, kenaikan ini menjadi tulang punggung pertumbuhan pendapatan BEI, khususnya dari pos jasa transaksi dan jasa kliring.*
0 Komentar