Anak Selalu Menangis? Ini Bahasa Anak yang Mungkin Kamu Belum Pahami

 


Banyumas.co - Menurut penelitian, tangisan adalah ekspresi universal anak-anak untuk menunjukkan emosi atau kebutuhan tertentu.

Akan tetapi, bagi sebagian orang tua, momen ini seringkali menimbulkan kebingungan, berujung pada anak yang semakin rewel karena merasa tidak dipahami.

Namun, ternyata di balik tangisan tanpa sebab jelas, bisa jadi tangki cinta anak sedang kosong dan membutuhkan pengisian kembali.

Tangisan anak kepada orang tua dikonsepkan sebagai tangki cinta, yang juga bisa dianalogikan sebagai pemenuhan kebutuhan emosi dasar anak, seperti kasih sayang dan perhatian.

Pemenuhan ini sangat krusial karena berdampak besar pada sikap dan pola pikir anak di masa depan.

Dua sumber utama yang paling penting untuk mengisi tangki cinta anak adalah orang tua dia sendiri. Oleh karena itu, memahami bahasa cinta setiap anak menjadi kunci utama hubungan antara orang tua dan si buah hatinya.

Anak menangis dan rewel bukan berarti ia anak bandel, justru itu adalah bentuk love language.

Berikut 5 Bahasa Tangisan Anak ke Orang Tua:

1. Membenturkan Kepala dan Mencubit saat Menangis

Ketika seorang anak mencubit atau membenturkan kepalanya, ini bisa menjadi tanda bahwa bahasa cinta mereka adalah sentuhan fisik.

Anak-anak dengan bahasa cinta ini merasa paling dicintai dan tenteram saat menerima sentuhan lembut dari orang tuanya. Sentuhan dapat memicu peningkatan hormon oksitosin, atau hormon kebahagiaan, yang membuat anak merasa disayangi dan aman ketika dekat dengan orang tua.

2. Teriak-teriak

Anak yang suka berteriak atau berbicara dengan nada tinggi saat tantrum seringkali mengindikasikan kekosongan dalam bahasa cinta kata-kata penegasan atau sering disebut words of affirmation.

3. Egois Tidak Suka Berbagi

Jika anak terlihat pelit atau sukar untuk berbagi, ada kemungkinan bahasa cinta mereka adalah pemberian hadiah atau receiving gifts yang belum terpenuhi oleh orang tuanya.

4. Agresif

Anak yang bahasa cintanya adalah tindakan pelayanan atau acts of service mungkin akan berperilaku kasar. Ia lebih agresif daripada anak lain ketika tangki cinta mereka kosong.

5. Suka Merengek Manja

Jika anak terus-menerus merengek minta ditemani atau selalu ingin dekat dengan orang tua, ini kemungkinan besar karena kekosongan dalam bahasa cinta, yakni waktu berkualitas bersama, quality time.*

0 Komentar